Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang
lengkap. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan
kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan
pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus
memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua
unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
Kalimat
aktif
Kalimat Aktif
adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas.
Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-. Kalimat
aktif dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kalimat aktif transitif
Kalimat
aktif transitif merupakan kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat paisif.
Ciri dari kalimat ini yaitu predikatnya didahului dengan awalan me-.
Contoh:
Jono membuat bom.
Jono menjelajah bulan.
Budi membeli pesawat tempur.
Budi mencium kerbau.
Mandra melamar Painem.
b. Kalimat aktif intransitif
Kalimat
aktif intransitif merupakan kalimat yang tidak bisa diubah menjadi kalimat
pasif. Ciri dari kalimat ini adalah predikatnya berawalan ber-. Dalam kalimat
aktif intransitif, ada atau tidak ada objek tak menjadi masalah.
Contoh:
Juleng
bermain layang-layang di sawah dekta rumah Pak Gaban pada sore hari yang sangat
cerah.
Ciri-ciri kalimat
aktif:
1.Subjeknya
sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
Kalimat
Pasif
Kalimat pasif
adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat
pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
Ciri-ciri kalimat pasif :
1.
Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.
Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K
Novel
dibaca Andi di
kamar. (kalimat pasif)
S P O K
2. Saya menulis ceritadi teras rumah. (aktif)
S P O K
2. Saya menulis ceritadi teras rumah. (aktif)
S P O K
(kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )
Cerita saya tulis
di teras
rumah. (pasif)
S O P K
(kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Jenis jenis
kalimat
A. Berdasarkan PengucapanKalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang
secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan
kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat
yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak
langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang
dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud
adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata
Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
.
S
P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata
Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas
VI.
2. Kalimat verbal adalah
kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat
diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan
unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat
tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat
tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di
sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap
hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata
benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok,
dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti:
harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata
sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan,
sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar
bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena
rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah
keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David
Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa
yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal
adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las
Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum
terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau
lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun
subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara
(KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau
lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk
setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka
meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu
tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,
melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara
berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas
itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan
besok atau minggu depan.
- Aku atau dia yang akan kamu
pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih
kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik,
bahkan dia juga sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya
dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau
lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian,
untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis
tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk
Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas
satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki
kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk
kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan /
konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena,
Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga,
maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun,
walaupun
6. Pengandaian: andaikata,
seandainya
7. Tujuan: agar, supaya,
untukbiar
8. Perbandingan: seperti,
laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+
katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan
data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih
dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer
itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah
malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung
pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari
sudah malam.
.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami pulang, tetapi mereka
masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka
masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena
tugasnya belum selesai.
.
C. Berdasarkan Isi atau
Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang
bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai
dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan
penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah
sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan
kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu
di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang
isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan
tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun.
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari
Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang
pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba
besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu
mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang
bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang
diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan
adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun
tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke
Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang
digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat
seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan
menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya
tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas
termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan
celana hitam.
.
S
P
O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat
yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau
objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan,
sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E. Berdasarkan
Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul
akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan
tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkankoran di atas
kursi itu!
.
P
S
- Sepakatkamiuntuk berkumpul
di taman kota.
.
S P
K
2. Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang
susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa
Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian
inidilakukanmerekasejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
- Aku dan diabertemudi cafe
ini.
.
S P
K
F. Berdasarkan Bentuk
Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika
kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan
diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
- Saya akan dibelikan vespa
oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus
menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini
berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika
kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh
induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu
induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan
terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan,
ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap
dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan
juga.3.
3. Kalimat Yang
Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam
bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat
ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun
kalimat yang simetri.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya
semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi,
dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional
mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan
leluasa.