Jumat, 04 April 2014

Kalimat



Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat di mana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-. Kalimat aktif dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Kalimat aktif transitif

Kalimat aktif transitif merupakan kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat paisif. Ciri dari kalimat ini yaitu predikatnya didahului dengan awalan me-.

Contoh:

Jono membuat bom.

Jono menjelajah bulan.

Budi membeli pesawat tempur.

Budi mencium kerbau.

Mandra melamar Painem.

b.  Kalimat aktif intransitif

Kalimat aktif intransitif merupakan kalimat yang tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif. Ciri dari kalimat ini adalah predikatnya berawalan ber-. Dalam kalimat aktif intransitif, ada atau tidak ada objek tak menjadi masalah.

Contoh:
Juleng bermain layang-layang di sawah dekta rumah Pak Gaban pada sore hari yang sangat cerah.
Ciri-ciri kalimat aktif:
1.Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
Ciri-ciri kalimat pasif :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.
Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
      S           P           O           K
Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
  S          P          O       K
2. Saya menulis ceritadi teras rumah. (aktif)
S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )
Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)
S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)
Jenis jenis kalimat
A.  Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
-  Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
-  “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
-  Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
-  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
*  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyi
.                   S          P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin
.                 S          P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
.                    S               P
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:
2.1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
-  Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
-  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
-  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-  Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
-  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
-  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2.  Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3.  Akibat: hingga, sehingga, maka
4.  Syarat: jika, asalkan, apabila
5.  Perlawanan: meskipun, walaupun
6.  Pengandaian: andaikata, seandainya
7.  Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8.  Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah
9.  Pembatasan: kecuali, selain
10.  Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat
11.  Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:
-  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3  Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
-   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
.          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
-  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2.  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-  Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:
-  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-  Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
-   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.           S               P                  K
-   Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.     S            P                              O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.

E.  Berdasarkan Susunan  S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Ambilkankoran di atas kursi itu!
.          P                       S
Sepakatkamiuntuk berkumpul di taman kota.
.       S           P                          K
2.  Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian inidilakukanmerekasejak 2 bulan yang lalu.
.            S                 P            O                     K
Aku dan diabertemudi cafe ini.
.             S             P             K
F.  Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1.  Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
-  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
-  Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
-   Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
-  Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang  Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
-   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
-  Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
                http://freezcha.wordpress.com







                                                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar